[fusion_builder_container hundred_percent=”no” equal_height_columns=”no” menu_anchor=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” class=”” id=”” background_color=”” background_image=”” background_position=”center center” background_repeat=”no-repeat” fade=”no” background_parallax=”none” parallax_speed=”0.3″ video_mp4=”” video_webm=”” video_ogv=”” video_url=”” video_aspect_ratio=”16:9″ video_loop=”yes” video_mute=”yes” overlay_color=”” video_preview_image=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” padding_top=”” padding_bottom=”” padding_left=”” padding_right=””][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ layout=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” border_position=”all” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding_top=”” padding_right=”” padding_bottom=”” padding_left=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” center_content=”no” last=”true” min_height=”” hover_type=”none” link=”” first=”true”][fusion_text columns=”” column_min_width=”” column_spacing=”” rule_style=”default” rule_size=”” rule_color=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” class=”” id=”” animation_type=”” animation_direction=”left” animation_speed=”0.3″ animation_offset=””]
Suatu hubungan, baik itu sekedar pertemanan, rekan kerja, pacaran/pernikahan bahkan dalam keluarga seharusnya menjadi salah satu faktor yang membuat setiap yang menjalaninya merasa tenang, senang dan harmonis. Tetapi bagaimana dengan suatu hubungan yang membuat orang sampai stres? Menandakan hubungan tersebut sudah tidak sehat lagi. Salah satu hubungan yang tidak sehat adalah hubungan yang beracun (toxic relationship).
Menurut ahli komunikasi dan psikologi dari California AS, Dr. Lillian Glass, kali pertama memperkenalkan istilah “toxic” lewat bukunya bertajuk Toxic People pada 1995, ia menyebut toxic relationship artinya hubungan yang bersifat merusak karena konflik, tidak saling mendukung, muncul persaingan, sampai hilangnya rasa hormat dan kekompakan.
Hubungan Toxic pada Tahap Pertemanan/Persahabatan
Pertemanan seringkali memberikan pengaruh positif seperti membuat hidup lebih bahagia, memperoleh support system yang baik, mengurangi kesepian, maupun membuat hidup lebih bermakna. Tapi sayangnya, menurut Dr. Primatia Yogi Wulandari, S.Psi., pertemanan tidak selalu menghasilkan pengaruh yang positif. Pada beberapa situasi, terdapat pertemanan yang malah menghasilkan pengaruh negatif pada psikologis seseorang. Istilah populer dari situasi tersebut adalah toxic friendship.
Berikut ini beberapa hal lain yang mungkin dilakukan oleh teman yang beracun:
Sifat Merendahkan. Jika seorang teman terus menerus merendahkan anda dan membuat anda merasa sedih, entah dia menggunakan taktik mengabaikan yang lebih halus atau hinaan yang terang-terangan, persahabatan anda mungkin tidak sehat.
Gosip. Anda memberitahu seorang teman sesuatu secara, dan keesokan harinya, seluruh lingkaran sosial anda mengetahui detailnya. Seseorang yang terus-menerus merusak kepercayaan anda mungkin tidak terlalu peduli dengan perasaan anda.
Minta Maaf Tanpa Ketulusan. Saat anda memanggil mereka tentang perilakunya yang tidak baik, mereka mengabaikan anda dengan berkata “maaf” yang menunjukkan sikap defensif. Kata non-permintaan maaf ini menunjukkan bahwa seseorang tidak terlalu peduli bagaimana tindakannya mempengaruhi anda.Membuat Gelisah. Ketidakpastian saja tidak selalu menunjukkan seseorang beracun, tetapi jika reaksi mereka dapat menyebabkan kecelakaan atau tindak kekerasan, sebaiknya mulai untuk berhati-hati.
Membuat Tidak Tenang. Disaat anda menghabiskan waktu dengan teman dekat dan anda merasa tidak nyaman atau kesal, sebaiknya anda pertimbangkan untuk mempertimbangkan pertemanan anda dan mencari tanda-tanda lain bahwa ada yang tidak beres.
Dibandingkan dengan Orang Lain. Teman yang baik pasti akan mengenali keunikan masing-masing dari temannya. Sebaliknya, teman yang toxic akan membandingkan anda dengan orang lain atau menyiratkan bahwa anda kurang dari orang lain.
Menempatkan Diri Mereka Didepan, Tengah – Selalu. Teman yang toxic akan datang pada anda saat segala sesuatu berjalan baik atau sedang membutuhkan sesuatu. Tetapi ketika anda dalam kesulitan, anda tidak dapat menjangkau mereka sama sekali.
Mencoba untuk Mengubah. Seseorang yang mencoba mengubah hal-hal tentang anda mungkin bukan teman yang ideal. Sedangkan teman sejati memahami bahwa setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda, dan mereka akan menerima anda apa adanya.
Hubungan Toxic pada Tahap Berpacaran/Pernikahan. Terjadinya sebuah konflik dalam sebuah hubungan adalah hal yang wajar. Tetapi bisa jadi satu masalah besar jika pemicu konflik tersebut adalah hal-hal yang sebenarnya tidak sehat, sehingga hubungan yang dijalani menjadi hubungan yang beracun.
Berikut tanda hubungan dalam tahap pacaran/pernikahan/keluarga yang toxic menurut Women Health (2018):
- Adanya perilaku posesif
- Melakukan tindak kekerasan baik secara verbal maupun non verbal
- Hubungan yang didominasi oleh komunikasi satu arah
- Tidak memberikan kesempatan kepada salah satu pihak untuk berkembang lebih baik
- Berbohong
Sahabat alumni juga perlu ketahui, ada banyak dampak yang diakibatkan dari memiliki hubungan yang toxic, meliputi dampak psikis, fisik, sosial, dan bahkan finansial (Sekarlina & Margaretha, 2013).
Pada dasarnya untuk menentukan apakah hubungan kita toxic atau tidak, semuanya bergantung pada persepsi individu. Apakah hal tersebut dirasa mengganggu dan berdampak negatif bagi dirinya. Tetapi, terdapat beberapa aspek yang dapat menentukan apakah kita merasa pertemanan tersebut toxic atau tidak.
“Ada sepuluh pertanyaan sederhana. Pertama adalah apakah kamu merasa mereka menyukai kamu apa adanya? Kedua, apakah kamu merasa menikmati kebersamaan dengan mereka. Jika kamu merasa tegang, emosi, atau muncul perasaan negatif lain selama bersama mereka, bisa jadi itu bukan pertemanan yang sehat,” kata Dr. Primatia.
Pertanyaan selanjutnya adalah apakah kamu berusaha dan ingin menghabiskan waktu dengan mereka? Apakah mereka membuat kamu merasa berharga? Apakah mereka selalu ada ketika kamu membutuhkan? Apakah mereka benar-benar mendengarkanmu? Apakah kamu percaya dan memberitahukan mereka rahasiamu? apakah kamu merasa benar-benar mengenali mereka? Apakah kamu yakin mereka akan tetap bersamamu apabila berada di situasi atau orang baru? Serta yang terakhir apakah kamu merasa recharged atau semangat setelah bersama mereka?
Apabila ada tiga sampai lima jawaban Tidak dari sekian pertanyaan di atas, maka pertemanan anda sudah termasuk toxic. Makanya hal-hal tersebut harus anda perhatikan untuk mengenali dan mengatasi circle pertemanan yang tidak sehat. You deserve more. Habiskan waktu dengan orang-orang yang menyayangi anda dengan mengatasi atau menjauhi toxic friendship.
Sumber:
http://news.unair.ac.id/2020/07/13/mengenal-dan-memahami-bahaya-toxic-friendship/
Sekarlina, I. & Margaretha (2013). Stockholm Syndrome pada wanita dewasa awal yang bertahan dalam hubungan yang penuh kekerasan. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, vol. 2, No. 3. Diakses dari http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jpkk03c56c097afull.pdf pada 16 Januari 2020.
Women’s Health (2018). Am I Being Abused? Signs of an unhealthy relationship. Diakses dari https://www.womenshealth.gov/relationships-and-safety/signs-abuse pada 16 Januari 2020.
Berndt TJ. (2002). Friendship quality and social development.
purdue.edu/hhs/psy/directory/faculty/documents/Berndt_Friendship_quality_and_social_development.pdf
Cacioppo JT, et al. (2014). Social relationships and health: The toxic effects of perceived social isolation. DOI: 10.1111/spc3.12087
The health benefits of strong relationships. (2019) .health.harvard.edu/newsletter_article/the-health-benefits-of-strong-relationships
Mayo Clinic Staff. (2019). Friendships: Enrich your life and improve your health. mayoclinic.org/healthy-lifestyle/adult-health/in-depth/friendships/art-20044860
[/fusion_text][/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]
0 Comments